Kalimantan Timur
Wujudkan Kaltim Sentra Pangan Nasional, Pemprov Pacu Penyelesaian Sejumlah Bendungan

Gubernur Awang Faroek menunjukkan hasil pertanian padi. Mendukung pencapaian Kaltim sebagai sentra pangan nasional, Pemprov Kaltim akan memacu penyelesaian pembangunan sejumlah bendungan di Kaltim. (dok/humasprov)

 

Wujudkan Kaltim Sentra Pangan Nasional, Pemprov Pacu Penyelesaian Sejumlah Bendungan  

 

SAMARINDA – Kalimantan Timur menjadi salah satu provinsi yang ditunjuk sebagai daerah pengembangan pangan nasional sejak era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penunjukkan Benua Etam sebagai sentra pangan nasional sesuai dengan potensi dan keunggulan wilayah yang dimiliki serta luasan kawasan yang belum maksimal dimanfaatkan.

 

Salah satu upaya mendukung pengembangan pangan yakni Pemprov Kaltim memacu percepatan pembangunan dan penyelesaian proyek bendungan di beberapa daerah. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengungkapkan saat ini ada beberapa waduk atau bendungan yang sedang dibangun dan akan dibangun.

 

“Tahun ini ditargetkan ada beberapa bendungan yang selesai pengerjaannya. Ini penting terutama dalam mendukung Kaltim sebagai sentra pangan nasional,” katanya, Senin (15/1). Beberapa bendungan itu lanjutnya, diantaranya Bendungan Marangkayu yang kegiatannya didukung pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR.

 

Bendungan di Kutai Kartanegara ini akan memiliki volume tampung 12,37 juta meter kubik dengan luas genangan 455 hektar untuk irigasi seluas 4.500 hektar termasuk air baku. Selain itu, Waduk Teritip di Balikpapan yang mulai dibangun 2014 sudah dalam tahap pengisian (impounding) yang ditarget dalam waktu segera tuntas.

 

Bendungan tersebut memiliki luas genangan 94,80 hektar dengan kapasitas 2,43 juta meter kubik selain untuk air baku (PDAM) juga mengairi lahan pertanian sekitarnya. Sedangkan dua bendungan yang akan dibangun yakni Bendungan Telake meliputi Penajam Paser Utara dan Paser serta Bendungan Lambakan di Kabupaten Paser.

 

Khusus Bendungan Telake nantinya akan mampu mengairi lahan persawahan di dua kabupaten dengan potensi 14 ribu hektar. “Saat ini baru sekitar 200 hektar lahan pertanian yang mampu teraliri air. Itupun melalui pipanisasi dari Sungai Telake. Potensi sungai kita jadikan pendukung Bendungan Telake,” ujar Awang Faroek. (yans/sul/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation