Nusantara - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Timur, menggelar Seminar Nasional bertema “Mendaulatkan Bahasa, Merajut Bangsa, Menembus Dunia” di Ruang Serbaguna Kemenko 3, Ibu Kota Nusantara (IKN), baru-baru ini.
Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap penguatan fungsi bahasa Indonesia di wilayah Ibu Kota Nusantara. Acara diikuti sekitar 300 peserta, terdiri atas perwakilan pemerintah pusat dan daerah, Otorita IKN, akademisi, praktisi bahasa dan sastra, komunitas literasi, mahasiswa, serta para Kepala Balai dan Kantor Bahasa dari berbagai provinsi.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang menegaskan pentingnya menjadikan bahasa Indonesia sebagai kekuatan pemersatu dan sarana kemajuan bangsa.
“Sumpah Pemuda bukan hanya sejarah, tetapi fondasi masa depan. Bahasa Indonesia harus menjadi bahasa ilmu, bahasa budaya, dan bahasa kemajuan,” ujar Hetifah.
Sementara itu, Asisten III Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Arief Murdiyatno, yang hadir mewakili Gubernur Kaltim, menyampaikan apresiasi atas langkah Badan Bahasa dalam memperkuat gerakan literasi dan pembinaan bahasa di Kalimantan Timur, khususnya di kawasan IKN.
“Melalui bahasa, kita menanamkan nilai etika, karakter, dan wawasan kebangsaan. Bahasa Indonesia harus menjadi perekat sosial dan simbol integrasi bangsa di tengah kemajuan zaman,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menuturkan bahwa bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jembatan kebangsaan yang menyatukan keberagaman bangsa.
“Menjaga bahasa Indonesia berarti menjaga Indonesia itu sendiri. Melalui penggunaannya di forum resmi UNESCO, kita memperteguh posisi Indonesia di panggung dunia,” katanya.
Sebagai penutup, dilakukan penandatanganan Prasasti Trigatra Bangun Bahasa yang berisi komitmen Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing sebagai simbol dukungan terhadap penguatan penggunaan bahasa Indonesia di wilayah Ibu Kota Nusantara.(hend/dfa)