EBIFF 2025 Sajikan Budaya Internasional di Tanah Borneo

Samarinda — Kemegahan budaya dari berbagai penjuru dunia hadir di Tanah Borneo. Lapangan parkir Gelora Kadrie Oening Sempaja menjadi saksi kemeriahan Pentas Seni Internasional yang digelar sebagai bagian dari rangkaian East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025, Sabtu (26/7/2025).

Acara yang berlangsung meriah ini menghadirkan deretan kelompok seni dari berbagai daerah di Indonesia serta delegasi seni internasional. 

Whats App Image 2025 07 26 at 07.48.02

Mereka menampilkan kekayaan tradisi dan budaya yang berhasil memukau ribuan mata para penonton. Dari dalam negeri, tampil mempesona Yayasan Sangkoh Piatu (Kutai Kartanegara), Sanggar Seni Cahaya Borneo (Mahakam Ulu), Sanggar Seni Borneo Benuo Taka, Sanggar Tari Pagtipunan (Berau), Sanggar Bamba Manurung (Sulawesi Barat), Komunitas Seni Budaya Seraong, serta Sanggar Seni Bestari (Kalimantan Utara).

Sementara itu, dari panggung internasional, hadir Priyanki Patel Dance Academy (India), Choi Eunjung Dance Company (Korea Selatan) dan tidak keyinggalan National Folk Dance Ensemble Rovesniki (Rusia) yang masing-masing menyuguhkan penampilan artistik yang penuh warna dan karakter budaya negara asal mereka.

Whats App Image 2025 07 26 at 07.47.58

“Setiap penampilan punya cerita dan malam ini panggung ini menyatukan cerita-cerita itu dalam satu semangat persahabatan dan perdamaian melalui seni,” ujar Sri Wahyuni, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, yang turut hadir dan menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan EBIFF 2025.

Suasana hangat dan penuh semangat juga dirasakan masyarakat. Salah satu warga, Putra, yang hadir bersama keluarganya, mengaku sangat antusias menyaksikan langsung pertunjukan seni dari berbagai daerah dan negara. 

“Anak-anak saya terpukau melihat tarian dari India dan Rusia. Ini pengalaman berharga yang memperkaya wawasan budaya mereka,” ujarnya dengan senyum bangga.

Tak hanya menjadi panggung seni, acara ini juga menghadirkan bazar UMKM lokal yang ramai dikunjungi. Deretan stand produk lokal, makanan tradisional, dan kerajinan tangan khas Kalimantan Timur menjadi daya tarik tersendiri yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif daerah.

Pentas seni ini turut disaksikan oleh para tokoh penting, di antaranya Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, Kepala Dinas Pariwisata Berau, Ilyas Natsir, President International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF Indonesia), Said Rachmat, Sultan Gunung Tabur PYM Aji Raden Muhammad Bachrun, serta Ketua Majelis Adat Kesultanan Gunung Tabur, Aji Mulyadi. Kehadiran mereka menjadi simbol dukungan terhadap pelestarian budaya dan semangat diplomasi budaya antarbangsa.

EBIFF 2025 tidak hanya menjadi ajang pertunjukan, tetapi juga ruang dialog antarbudaya, promosi wisata, serta pemberdayaan pelaku seni dan UMKM lokal. Gelora seni yang tersaji malam itu kembali menegaskan posisi Kalimantan Timur sebagai poros budaya yang terbuka bagi dunia. (ade/pt)