Industri Perhotelan di Kaltim Hadapi Tantangan Serius, Kolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci Bertahan

Samarinda-Industri perhotelan di Kalimantan Timur (Kaltim) tengah menghadapi dampak signifikan akibat efisiensi anggaran, Penurunan pendapatan hotel mulai terasa, memengaruhi berbagai aspek operasional, termasuk pemangkasan tenaga kerja dan penyesuaian layanan.

Efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah berdampak langsung pada sektor pariwisata dan industri perhotelan.

Dalam upaya menjawab tantangan ini, Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur menggelar acara Bincang-Bincang Pariwisata I 2025, Bertempat di 29 Coffee and Eatery,(4/5 ).

Mengusung tema “Pariwisata yang Kuat di Tengah Efisiensi Anggaran: Kolaborasi dan Inovasi”, kegiatan ini mempertemukan pelaku industri pariwisata, akademisi, dan pemangku kebijakan untuk bertukar gagasan dan merumuskan strategi menghadapi realitas baru.

Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur, Ririn Sari Dewi mengatakan dalam paparanya menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk memperkuat ketahanan industri pariwisata.

173abda1 8cbd 4437 99f4 55c4300ca83e

“Kami menyadari bahwa efisiensi anggaran membawa dampak besar terhadap kegiatan MICE, yang selama ini menjadi salah satu sumber utama pendapatan hotel. Namun di balik tantangan ini, ada peluang untuk berinovasi dan memperkuat kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.

Meski menghadapi tekanan, ada sedikit angin segar. Data BPS Kota Balikpapan mencatat bahwa tingkat hunian hotel berbintang per April 2025 naik menjadi 53,79%, atau meningkat 14,59% dibanding Maret 2025.

“Kami menyambut baik tren ini, dan berharap daerah lain juga mengalami hal serupa. Namun untuk menjaga momentum, dibutuhkan kerja sama semua pihak,” Ujar Ririn

Inovasi dan Kolaborasi dalam promosi juga menjadi titik terang bagi industri hotel. Banyak mitra pariwisata kini mengandalkan kekuatan media sosial untuk menarik wisatawan.

Hal ini terbukti efektif, dengan peningkatan kunjungan hotel yang signifikan dari kampanye digital.

Event-event berskala Nasional di Kaltim seperti  Dekranasda Nasional, dan East Borneo International Festival (EBIF)  juli mendatang juga diharapkan membawa dampak positif. Ribuan peserta dari berbagai daerah, bahkan internasional, diperkirakan akan hadir dan menginap di hotel-hotel Kaltim. Bs/dF