Samarinda - Maraknya penyalahgunaan narkoba di dunia menjadi tantangan serius bagi Indonesia. Namun, Pemerintah daerah di Kaltim tidak tinggal diam. Berbagai upaya inovatif terus dilakukan untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan laporan narkotika dunia atau world drug report 2023, diketahui bahwa 5,8 persen penduduk dunia atau 296 juta jiwa usia 15-64 tahun tercatat menyalagunakan narkoba. Data tersebut menunjukkan terjasi peningkatan penyalahgunaan di dunia sebesar 23 persen sepanjang 10 tahun (2011-2021).
Mewakili Kepala BNN Kaltim, Ketua Tim Pencegahan dan Pemberdayaan masyarakat BNN Kaltim Risma Togi M. Silalahi, mengatakan Mayoritas penyalah guna narkoba tersebut sebesar 74 persen menyalahgunakan ganja. (UNODC, 2023).
“Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba setahun terakhir pakai di indonesia tahun 2023 menunjukkan bahwa 1,73 persen atau 3,33 juta orang Indonesia berusia 15-64 telah menggunakan narkoba dalam setahun terakhir,”ungkapnya pada kegiatan Sinkronisasi Program dan Kebijakan Kabupaten/Kota Tanggapan Ancaman Narkoba, Hotel Horison, Jum’at (23/8).
Konsekuensi merusak dari penyalahgunaan narkoba, termasuk erosi karakter individu dan melemahnya ketahanan masyarakat, untuk itu Kepala BNN RI menyatakan bahwa perang melawan narkoba adalah langkah strategis untuk mewujudkan Indonesia bersih dari narkoba.
Sebagai negara kesatuan dengan asas desentralisasi, Indonesia memberikan keleluasaan kepada daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah daerah, terutama Pemerintah Kabupaten/Kota, memegang peran penting dalam mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba sebagai fasilitator antar pemangku kepentingan.
Penanganan narkoba di daerah perlu difokuskan pada peningkatan kemampuan antisipasi, adaptasi, dan mitigasi terhadap ancaman kejahatan narkoba. Kabupaten/Kota yang tanggap terhadap potensi ancaman penyalahgunaan narkoba akan menjadi bagian penting dari pembangunan daerah.
Peran pemerintah daerah diharapkan dapat mengolaborasi dan memobilisasi sumber daya dari berbagai komponen, termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan daerah dalam mengantisipasi dan menangani ancaman serta peredaran gelap narkoba.
“Marilah kita tingkatkan sinergitas dalam bidang pencegahan dan pemberantasan narkoba untuk menyelamatkan dan melindungi bangsa Indonesia, khususnya Kaltim, dari ancaman kejahatan narkotika,” tegas Risma
Peserta kegiatan dari Perangkat Daerah Kaltim, dengan menghadirkan Narasumber dari BNN Kaltim dan Bapedda Kaltim. (Prb/ty)
Foto: Ade