Samarinda— Dalam kegiatan pengolahan tari yang digelar di Gedung Bahimung, UPTD Taman Budaya Provinsi Kalimantan Timur menghadirkan materi menarik bertema “Koreografi: Proses Kreatif dalam Penciptaan” yang disampaikan oleh Rini Utami, Dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kalimantan Timur. (20/10/2025)
Dalam paparannya, Rini Utami menjelaskan bahwa koreografi berasal dari kata Yunani choreia yang berarti tarian massal atau kelompok, dan grapho yang berarti catatan.
Secara harfiah, kata koreografi bermakna “catatan tari massal atau kelompok”, namun dalam konteks modern, istilah ini dipahami sebagai bentuk komposisi atau susunan gerak tari yang mencerminkan proses kreatif.
“Penciptaan tari tidak hanya tentang menari, tetapi tentang bagaimana gagasan diolah melalui proses eksplorasi, improvisasi, komposisi, hingga evaluasi,” ujarnya
Ia juga menjelaskan empat tahapan penting dalam proses koreografi:
1. Eksplorasi — menemukan ide, tema, dan sumber inspirasi gerak tari;
2. Improvisasi — mencoba berbagai bentuk gerak secara spontan;
3. Komposisi — menyusun hasil improvisasi dengan memperhatikan aspek gerak, ruang, dan waktu;
4. Evaluasi — meninjau kembali kesesuaian konsep untuk menyempurnakan karya.
Selain tahapan proses, Rini juga menekankan unsur-unsur utama dalam tari, yaitu gerak, ruang, dan waktu, serta prinsip bentuk seperti unity (kesatuan), variety (keberagaman), repetition (pengulangan), transition (perpindahan), sequence (rangkaian), dan climax (puncak).
Lebih lanjut, Rini menjelaskan bahwa pemahaman terhadap tipe tari juga penting, baik studi gerak yang bersifat abstrak, dramatik yang menampilkan suasana tanpa dialog, maupun dramatari yang menonjolkan alur cerita dan penokohan kuat.
Melalui pemaparannya, Rini Utami berharap peserta dapat memahami bahwa koreografi adalah sebuah proses kreatif dan intelektual, bukan sekadar aktivitas fisik.
“Menari adalah bahasa tubuh, sedangkan koreografi adalah tata bahasanya,” tutupnya.(hmd/dfa)